Burung Elang Adalah Burung Terganas dan Paling Mematikan Di Dunia

Tuhan menciptakan elang dengan segenap kelebihannya. Selain mampu bertahan hidup sampai puluhan tahun, predator ini juga sanggup menangkap mangsa dengan gerakan indah dan mematikan. Kehebatan ini tidak datang secara tiba-tiba, namun diperoleh lewat proses alamiah yang menyakitkan dan melelahkan. Ibaratnya, elang juga menjalani laku perihatin alias ”berpuasa” untuk mendapatkan berbagai kelebihan. Tidak mengherankan jika Suzanne Kane, ilmuwan dari Haverford College di Pennsylvania terdorong untuk meneliti satwa unik ini. Sebagaimana dilansir The Guardian belum lama ini, ilmuwan menempatkan kamera video mini di bagian kepala dan punggung elang untuk mencermati pergerakan burung ini, terutama saat menyergap mangsanya.

Yang lebih menariknya, hasil pengamatan mengungkap bagaimana kehebatan si elang saat terbang, mengejar dan membunuh mangsanya. Kane mengatakan, elang tidak langsung menyergap mangsa tetapi memilih untuk fokus meluncur mendekati mangsa terlebih dulu. Strategi ini memanfaatkan efek yang disebut gerakan kamuflase, di mana predator tidak tampak bergerak dari sudut pandang mangsa. Elang akan terlihat seolah-olah ia melayang tak bergerak. Rekaman video juga menunjukkan apa yang diamati oleh elang saat berburu burung gagak. "Mereka datang dengan sangat cepat dan menggunakan cakar mereka untuk membunuh burung (gagak) atau mereka (elang) sangat cepat mematahkan batang lehernya," jelas Kane, yang juga tertarik mengamati bagaimana burung pemangsa bisa menghindari sergapan predator.

Kane berharap studi ini bisa membantu para pengembang untuk menciptakan robot yang tangguh yang bisa terbang di udara. Berdarah Panas Elang atau eagle merupakan salah satu burung pemangsa berukuran besar dari suku Accipitridae terutama genus Aquila. Elang tergolong hewan berdarah panas, mempunyai sayap dan tubuh yang diselubungi bulu pelepah. Berkembang biak dengan cara bertelur yang mempunyai cangkang keras di dalam sarang yang dibuatnya. Ia juga menjaga anaknya sampai mampu terbang dan cari makan sendiri. Makanan utama elang adalah hewan mamalia kecil seperti tikus, tupai, kadal, ikan dan ayam, juga jenis-jenis serangga tergantung ukuran tubuhnya. Paruh elang tidak bergigi, tetapi melengkung dan kuat untuk mengoyak daging mangsanya. Burung ini memiliki sepasang kaki kokoh dengan kuku yang tajam dan melengkung untuk mencengkeram mangsa.

Burung Elang adalah hewan berdarah panas, mempunyai sayap dan tubuh yang diselubungi bulu pelepah. Sebagai burung, elang berkembang biak dengan cara bertelur yang mempunyai cangkang keras di dalam sarang yang dibuatnya. Ia menjaga anaknya sampai mampu terbang.

Burung Elang merupakan hewan pemangsa. Makanan utamanya hewan mamalia kecil seperti tikus, tupai dan ayam. Terdapat sebagian elang yang menangkap ikan sebagai makanan utama mereka. Paruh elang tidak bergigi tetapi mempunyai bengkok yang kuat untuk mengoyak daging mangsa. Burung ini juga mempunyai sepasang kaki yang kuat dan kuku yang tajam untuk mencengkeram mangsa serta daya penglihatan yang tajam untuk memburu mangsa dari jarak jauh.

Burung Elang juga mampu mengangkut mangsanya atau sesuatu yang mempunyai berat empat pon dan hewan ini merupakan binatang yang kuat dari segala jenis burung pemangsa. Selain itu, Elang juga burung yang agresif yang cakarnya bisa membahayakan manusia di alam liar seperti laut, hutan, dan sebagainya.

Daya penglihatan yang tajam sanggup memburu mangsa dari jarak jauh tak terkira. Elang mempunyai sistem pernapasan yang baik dan mampu untuk membekali jumlah oksigen yang banyak yang diperlukan ketika terbang. Jantung burung elang terdiri dari empat bilik seperti manusia. Bilik atas dikenal sebagai atrium, sementara bilik bawah dikenali sebagai ventrikel.

Bertapa Elang termasuk unggas berumur panjang, bisa mencapai 70 tahun. Salah satu rahasianya, pada umur 40 tahun merupakan fase kritis. Cakarnya mulai menua, paruhnya menjadi panjang dan membengkok hampir menyentuh dadanya. Sayapnya sangat berat, karena bulunya tumbuh lebat, sehingga kesulitan terbang. Saat itu si elang menjalani proses “berpuasa” yang sangat menyakitkan dan berlangsung selama 150 hari. Elang berusaha keras terbang ke puncak gunung dan membuat sarang di tepi jurang kemudian tinggal di sana.