Senin, 07 November 2016

Asal Usul Evolusi Kura-Kura




Sudah pasti kamu sering melihat seekor kura-kura, tapi tahukah kamu dari mana asal usul seekor kura-kura yang sampai saat ini menjadi  pertannyaan dan menjadi teka-teki yang tak terpecahkan sejak lama. Nah, kali ini Saya akan membahas asal usul hewan vertebreta ( hewan bertulang belakang ) tersebut.

Dari sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Royal Society Biology Letters, terungkap bahwa kura-kura merupakan hewan yang secara silsilah lebih dekat pada buaya dan burung daripada kepada kadal dan ular. Temuan ini, diklaim oleh peneliti yang melakukannya, dan disebut sebagai akhir dari teka-teki yang tak terpecahkan sejak lama, terkait evolusi hewan tersebut.

Asal-usul kura-kura, yang berevolusi antara 200 sampai 300 juta tahun lalu itu sendiri telah menyebabkan perselisihan pendapat di kalangan ilmuwan. Sebab, secara fisik ia mengindikasikan ke golongan cabang pohon keluarga yang berbeda dengan indikasi yang ditunjukkan oleh genetika mereka.

"Kura-kura pernah menjadi kelompok vertebrata enigmatis dalam waktu lama dan studi-studi morfologi menempatkannya paling dekat dengan leluhur reptil, yang berpendar awaldalam pohon evolusi reptil, atau dekat dengan kadal, ular, dan tuatara,” kata Crawford

Studi ini adalah analisis genomik pertama yang mengalamatkan posisi filogenetik kura-kura,memakai lebih dari 1000 loci dari perwakilan semua silsilah reptil utama termasuk tuatara(reptil mirip kadal dari Selandia Baru). Studi sebelumnya memakai sifat morfologimeletakkan kura-kura di dasar pohon reptil bersama kadal, ular, dan tuatara (lepidosaurus),sementara analisis molekuler menempatkan kura-kura dengan buaya dan burung(archosaurus).

"Hasil temuan secara genetika ini sendiri telah dikonfirmasikan lewat penelitian genetik besar-besaran terhadap kura-kura,” kata Crawford yang mengaku telah mengumpulkan informasi hingga sepuluh kali lebih banyak dibandingkan dengan upaya penelitian terhadap kura-kura yang pernah dilakukan sebelumnya.

Pada studi itu, para peneliti juga membandingkan DNA dari ular jagung, kura-kura Afrika, kura-kura berwarna, buaya Amerika, buaya air asin, tuatara, ayam, dan kadal anole Carolina. Menurut Crawford, kesimpangsiuran asal muasal kura-kura sendiri umumnya muncul karena memiliki karakteristik fisik penting yang sama dengan kadal, ular, dan tuatara misalnya memiliki jantung berbilik tiga. Meski demikian, lepidosaurus dan archosaurus memiliki nenek moyang reptil yang sama.

Jadi kura-kura itu adalah hewan bersisik berkaki empat yang termasuk golongan reptil. Bangsa hewan yang disebut (ordo) Testudinata (atau Chelonians) ini khas dan mudah dikenali dengan adanya ‘rumah’ atau batok (bony shell) yang keras dan kaku.

Batok kura-kura ini terdiri dari dua bagian. Bagian atas yang menutupi punggung disebut karapas (carapace) dan bagian bawah (ventral, perut) disebut plastron. Kemudian setiap bagiannya ini terdiri dari dua lapis. Lapis luar umumnya berupa sisik-sisik besar dan keras, dan tersusun seperti genting; sementara lapis bagian dalam berupa lempeng-lempeng tulang yang tersusun rapat seperti tempurung. Perkecualian terdapat pada kelompok labi-labi (Trionychoidea) dan jenis penyu belimbing, yang lapis luarnya tiada bersisik dan digantikan lapisan kulit di bagian luar tempurung tulangnya.

Kura-kura hidup di berbagai tempat, mulai daerah gurun, padang rumput, hutan, rawa, sungai dan laut. Sebagian jenisnya hidup sepenuhnya akuatik, baik di air tawar maupun di lautan. Kura-kura ada yang bersifat pemakan tumbuhan (herbivora), pemakan daging (karnivora) atau campuran (omnivora).

Kura-kura tidak memiliki gigi. Akan tetapi perkerasan tulang di moncong kura-kura sanggup memotong apa saja yang menjadi makanannya.

Ukuran tubuh kura-kura bermacam-macam, ada yang kecil ada yang besar. Biasanya ditunjukkan dengan panjang karapasnya (CL, carapace length). Kura-kura terbesar adalah penyu belimbing, yang karapasnya dapat mencapai panjang 300 cm. Labi-labi terbesar adalah labi-labi irian, dengan panjang karapas sekitar 51 inci. Sementara kura-kura raksasa dari Kep. Galapagos dan Kep. Seychelles panjangnya dapat melebihi 50 inci. Sedangkan yang terkecil adalah kura-kura mini dari Afrika Selatan, yang panjang karapasnya tidak melebihi 8 cm.

Kura-kura berkembang biak dengan cara bertelur (ovipar). Sejumlah beberapa butir (pada kura-kura darat) hingga lebih dari seratus butir telur (pada beberapa jenis penyu) diletakkan setiap kali bertelur, biasanya pada lubang pasir di tepi sungai atau laut, untuk kemudian ditimbun dan dibiarkan menetas dengan bantuan panas matahari. Telur penyu menetas kurang lebih setelah dua bulan (50-70 hari) tersimpan di pasir.

Jenis kelamin anak kura-kura yang bakal lahir salah satunya ditentukan oleh suhu pasir tempat telur-telur itu tersimpan. Pada kebanyakan jenis kura-kura, suhu di atas rata-rata kebiasaan akan menghasilkan hewan betina. Dan sebaliknya, suhu di bawah rata-rata cenderung menghasilkan banyak hewan jantan.

Kura-kura termasuk salah satu jenis hewan yang berumur panjang. Reptil ini dapat hidup puluhan tahun, bahkan seekor kura-kura darat dari Kep. Seychelles tercatat hidup selama 152 tahun (1766 – 1918).

Nah, inilah penjelasan Saya mengenai asal usul evolusi kura-kura, Semoga penjelasan ini bisa menambha pnegetahuan Anda dan seluruh pembaca artikel blog ini, Terima kasih..

2 komentar:


  1. agen365 menyediakan game : sbobet, ibcbet, casino, togel dll
    ayo segera bergabung bersama kami di agen365*com
    pin bbm :2B389877

    BalasHapus
  2. Pasang Taruhanmu Malam Ini Hanya Di www(dot)updatebetting(dot)co
    Untuk Info Cara Daftar Silahkan Hubungi CS Kami Di Bawah Ini
    BBM 7ACD8560, Line Updatebetting, Whatsapp +855 979 542 957

    BalasHapus