Selasa, 01 November 2016

Inilah Puncak Tertinggi Di Indonesia Puncak Jayawijaya




Pernahkah Anda mendegar kalau di Pulau Papua ada yang namanya Puncak Jayawijaya? atau bahkan Anda sudah pernah mendaki/menaklukkan puncak tersebut? Nah, jika Anda belom pernah mengetahui tentang indahnya Puncak Jayawijaya, maka hari ini Saya telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk Anda baca, mudah-mudahan isi postingan artikel tentang Puncak Tertinggi di Indonesia Yaitu Puncak Jayawijaya bisa Anda pahami, Selamat Membaca..

Pegunungan atau puncak Jayawijaya adalah nama untuk deretan pegunungan yang terbentang memanjang di tengah provinsi Papua Barat dan Papua (Indonesia) hingga Papua Newguinea di Pulau Irian. Deretan Pegunungan yang mempunyai beberapa puncak tertinggi di Indonesia ini terbentuk karena pengangkatan dasar laut ribuan tahun silam. Meski berada di ketinggian 4.800 mdpl, fosil kerang laut, misalnya, dapat dilihat pada batuan gamping dan klastik yang terdapat di Pegunungan Jayawijaya. Karena itu, selain menjadi surganya para olah raga pendaki, Pegunungan Jayawijaya juga menjadi surganya para minat khusus peneliti geologi dunia.

Dan Inilah puncak tertinggi di Indonesia dan juga Oceania, yaitu Puncak Jaya. Puncak ini populer juga dikenal sebagai Puncak Cartenz yang memiliki ketinggian 4.884 mdpl. Letaknya berada dalam barisan Pegunungan Sudirman yang terletak di Pegunungan Maoke, Papua.



Puncak Jayawijaya ini merupakan Dataran tinggi dan di sekitar puncak awalnya sudah dihuni sebelum adanya kontak dengan bangsa Eropa, dan puncaknya dikenal sebagai Nemangkawi di Amungkal. Puncak Jaya sebelumnya bernama Piramida Carstensz setelah penjelajah Belanda Jan Carstenszoon menamainya ketika pertama kali melihat gletser di puncak gunung pada hari yang cerah pada tahun 1623.

Pada tahun 1936, ekspedisi Carstensz yang diprakarsai Belanda, tidak mampu menetapkan dengan pasti yang mana dari ke tiga puncak adalah yang tertinggi, memutuskan untuk berusaha mendaki masing-masing puncak. Anton Colijn, Jean Jacques Dozy, dan Frits Julius Wissel mencapai padang gletser Carstensz Timur dan Puncak Ngga Pulu pada 5 Desember. Karena gletser yang mencair, ketinggian Puncak Ngga Pulu menjadi 4.862 meter, tetapi telah diperkirakan bahwa pada tahun 1936 (ketika gletser masih tertutup puncak seluas 13 kilometer persegi), Ngga Pulu memang puncak yang tertinggi dengan ketinggian lebih dari 5.000 meter.

Setelahnya Puncak Jaya tidak pernah didaki sampai tahun 1962, oleh sebuah ekspedisi yang dipimpin oleh pendaki gunung Austria, Heinrich Harrer, dengan tiga anggota ekspedisi lainnya, Robert Philip Temple, Russell Kippax, dan Albertus Huizenga. Philip Temple dari Selandia Baru, sebelumnya memimpin ekspedisi ke daerah dan merintis rute akses ke pegunungan.

Pada tahun 1963, puncak ini berganti nama menjadi Puncak Soekarno, setelah itu kemudian diganti menjadi Puncak Jaya. Nama Piramida Carstensz sendiri masih digunakan di kalangan para pendaki gunung.

Sementara Puncak Jaya masih sedikit tertutup es, ada beberapa gletser di lereng, termasuk Gletser Carstensz, Gletser Northwall Firn Barat, dan Gletser Northwall Firn Timur, baru-baru ini dikabarkan lenyap.

Gletser di Puncak Trikora di Pegunungan Maoke menghilang sama sekali dalam kurun waktu antara 1939 dan 1962.[2] Sejak tahun 1970-an, bukti dari citra satelit menunjukkan gletser Puncak Jaya telah menyusut dengan cepat. Gletser Meren mencair antara tahun 1994 dan 2000.[3] Sebuah ekspedisi yang dipimpin oleh paleoklimatologi Lonnie Thompson pada tahun 2010 menemukan bahwa gletser menghilang pada tingkat ketebalan 7 meter per tahun dan akan lenyap sama sekali pada tahun 2015

Padang salju (gletser) Puncak Jaya berhasil didaki pada awal tahun 1909 oleh seorang penjelajah Belanda, Hendrikus Albertus Lorentz dengan enam orang suku Kenyah yang direkrut dari Apau Kayan di Kalimantan Utara. Taman Nasional Lorentz yang juga meliputi Piramida Carstensz, didirikan pada tahun 1919 menyusul laporan ekspedisi ini.

Adapun 6 puncak di pegunungan Jayawijaya : Puncak Jaya (dahulu Puncak Carstenz Pyramide), Puncak Meren, Puncak Northwall, Puncak Ngga Pulu, Puncak Sudirman, dan Puncak Trikora. Puncak dengan salju abadi hanya ada di empat puncak pertama. Tapi sayang salju abadi ini mulai meleleh karena perubahan iklim global.

Dari antara 6 puncak di pegunungan ini, Puncak Jaya adalah puncak tertinggi dengan 4.884 meter di atas permukaan laut (mdpl). Bahkan puncak pegunungan Jayawijaya disebut sebagai salah satu dari tujuh puncak benua tersebut. Tapi tahukah Anda kalau yang disebut puncak benua itu dulunya dasar lautan? Buktinya berbagai fosil kerang laut ditemukan di daerah puncak gunung. Jadi yang bermimpi ke puncak-puncak pegungungan Jayawijaya bukan hanya para pendaki tapi juga peneliti geologi dunia.

Rupanya 60 juta tahun yang lalu Pulau Papua masih berada di dasar laut yang terbentuk oleh bebatuan sedimen. Singkat cerita dalam waktu berjuta-juta tahun terjadi berbagai aktivitas tektonik dan pengendapan yang menghasilkan daratan Papua yang masih menyatu dengan Australia. Lambat laun daratan ini terpecah-pecah dan menghasilkan pulau dan pegunungan di Papua seperti yang kita kenal sekarang.

Pegunungan Jayawijaya juga merupakan satu-satunya pegunungan dan gunung di Indonesia yang memiliki puncak yang tertutup oleh salju abadi. Meskipun tidak seluruh puncak dari gugusan Pegunungan Jayawijaya yang memiliki salju. Salju yang dimiliki oleh beberapa puncak bahkan saat ini sudah hilang karena perubahan cuaca secara global.




Di puncak gunung tertinggi di Indonesia ini, salju terhampar begitu luas. Ketinggiannya yang mencapai 4.884 mdpl dapat membuat salju abadi ini pun menutupi puncak gunung di Papua ini. Salju di puncak Jayawijaya merupakan salah satu fenomena alam yang unik, karena es alami biasanya tidak turun di sepanjang khatulistiwa. Jika dilihat dari udara, Puncak Jayawijaya bagaikan permadani yang diselimuti tudung putih. Jika matahari sedang cerah, maka hamparan salju tersebut akan akan memantulkan cahaya matahari yang menyilaukan namun tetap mengagumkan.

Keindahan puncak Jayawijaya atau yang lebih dikenal para pendaki sebagai Piramida Carstenz terdaftar sebagai satu dari tujuh puncak benua (seven summit) yang sangat fenomenal dan menjadi incaran para pendaki gunung di berbagai belahan dunia. Carstenz diambil dari nama penemu pegunungan ini, Jan Carstenz yang melihat adanya puncak gunung bersalju di daerah tropis melalui sebuah kapal laut di tahun 1623.

Berada di Puncak Jayawijaya atau di Puncak Carstenz merupakan impian para pendaki gunung. Persyaratan yang tidak mudah dan biaya yang tidak murah pun harus disiapkan jauh-jauh hari guna mengatasi berbagai rintangan yang ada. Mulai dari kondisi alam yang begitu terjal, suhu sangat dingin, dan angin yang kencang serta kemungkinan kekurangan oksigen menjadi tantangan tersendiri.

Nah, apakah Anda pendaki selanjutnya yang berhasil menaklukan Puncak Jayawijaya?




1 komentar:

  1. I0nQQ*C0m
    agen terbesar dan terpercaya di indonesia
    segera daftar dan bergabung bersama kami.

    BalasHapus